12 Oktober 2016
Bismillahirrahmaanirrahiim.
Sungguh, dewasa ini sangat banyak orang yang mengaku bahwa dirinya Muslim, agamanya Islam, KTPnya Islam, Kartu Keluarganya Islam, Kartu Pelajarnya Islam, data-datanya Islam, semuanya Islam, sampai di pintu masuk rumahnya pun ada tulisan kalighrafi bertuliskan "bismillahirrahmaanirrahiim". Islam, kan? Hmmm.//
Sudah menjadi barang tentu, bahwa perkara yang demikian memang dengan sengaja mereka lakukan demi menunjukkan bahwa diri mereka adalah seorang yang beragama Islam. Akan tetapi sungguh sangat disayangkan, bahwa di sebagian kalangan yang melakukan tradisi demikian banyak diantara mereka yang sebenarnya tidak mengenal Islam sebagaimana keinginan mereka untuk mengenalkan keislaman diri mereka kepada khalayak. Mitos-kah hal ini? Atau fakta? Ntah!
Kalau boleh jujur, di dunia nyata kita ini, dapat disimpulkan bahwa kalangan yang paling banyak melakukan hal tersebut adalah "kaum muda". Mungkin jika mereka ditanya "apa agamamu?", pasti mereka akan langsung menjawab: "Islam". Tapi mengapa, di masjid-masjid, di mushala, di surau, di majlis taklim, dan di tempat-tempat pengajian, serta di tempat yang biasanya dipakai untuk kegiatan Islam mereka sering absen dari majlis? Kemana mereka menghilang? Kemana mereka ciut? Apakah mereka tersangkut di paku yang mereka pergunakan untuk menggantungkan kalighrafi bertuliskan "bismillahirrahmaanirrahiim" di depan rumah mereka itu? Ntah!
Lantas, jika kita kembalikan perbincangan kita ini kepada asalnya, maka apakah yang dimaksud dengan Islam dengan sebenarnya? Mari kita simak penjelasan berikut ini.
Apa itu pengertian Islam?
Islam adalah : "Berserah diri kepada Allah Ta'ala dengan mentauhidkan-Nya, tunduk dan patuh hanya kepada-Nya, dengan melaksanakan ketaatan dan ibadah kepada-Nya, serta berlepas diri dari perbuatan syirik dan para pelakunya." (intisari kitab al-utsul tsalasah).
Nah, dari pengertian di atas, kita dapat mengetahui bahwa sebuah keislaman tidak cukup hanya dengan sekedar ucapan dan prakata yang terlontar dari mulut seseorang saja. Ia bahkan jauh lebih dalam dari sekedar perkara tersebut.
Iman membutuhkan keyakinan yang relevan, kepercayaan yang mantap, serta ketangguhan jiwa yang kuat dalam mentaati Allah Ta'ala semata.
Iman juga membutuhkan kerelaan jasmani dan rohani, untuk mau patuh dan tunduk hanya kepada Rabb semesta alam, yaitu Allah Ta'ala. Meyakini dengan seyakin-yakinnya bahwa Allah adalah sesembahan yang Haq dan benar, dan tidak ada sesembahan manapun yang layak untuk diperibadati selain Allah Ta'ala. Dan semua itu dapat terwujud dengan adanya Keislaman yang Benar dan Ketaqwaan yang Haq.
Untuk itu, marilah kita kembalikan status keislaman kita yang telah lama pudar untuk kembali kepada yang semestinya. Semoga kita semuanya diberkahi oleh Allah Ta'ala dan selalu ditunjuki kepada jalan yang benar, serta selalu ditetapkan hati kita dalam ketaatan kepada Rabb semesta alam. Aamiin.
Terima Kasih. Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
EmoticonEmoticon